Gedung Sate Bandung Kantor Gubernur Jawa Barat
Gedung Sate, dengan ornamen dalam bentuk tusuk sate khasnya pada menara pusat, telah lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung tidak hanya dikenal masyarakat di Jawa Barat saja, tapi juga seluruh Indonesia. Jika Anda peka dan jeli mengamati berbagai gedung milik pemerintahan di Jawa Barat maka Anda akan mengetahu jika desain gedung sate banyak dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat. Misalnya, bagian depan bangunan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya.
Dibangun pada tahun 1920, gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh nan anggun dan kini berfungsi sebagai pusat pemerintah di Jawa Barat. Gedung Sate pada saat Hindia Belanda disebut Gouvernements Bedrijven (GB), peletakan batu pertama oleh Johanna Catherina Coops, putri sulung Walikota London, B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, JP Graaf van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920, merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang terdiri dari Ir.J. Gerber, seorang arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik, Delft Belanda, Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks dan Gemeente van Bandoeng, dipimpin oleh Kolonel. Pur. VL. Slors. Pembangunannya melibatkan sedikitnya 2000 pekerja, 150 di antaranya pematung, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan kayu pemahat warga negara Cina yang berasal dari Konghu atau Kanton, tukang batu dibantu, kuli aduk dan pelayan yang berasal dari warga Kampung Sekeloa, kecil lubang Dago Kampung, Kampung Gandok dan Kampung Cibarengkok, yang sebelumnya bekerja gedong herpes zoster (ITB) dan gedong Papak (Balai Kota Bandung).
Gedung Sate yang megah kesempurnaannya dilengkapi dengan bangunan baru yang mengambil sedikit gaya arsitektur berkelas pada tahun 1977 didedikasikan untuk Ketua dan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai dewan Legislatif Gedung Sate. Kini Gedung Sate telah menjadi salah satu objek wisata di Kota Bandung. Bahkan wisatawan international secara khusus juga banyak berdatangan karena memiliki keterkaitan emosi dan sejarah pada gedung ini. Keterkaitan emosi dan sejarah mungkin akan merasa lebih lengkap bila menaiki anak tangga satu persatu hingga menuju menara Gedung Sate.
Ada 6 langkah yang harus dilalui oleh masing-masing 10 anak tangga untuk naik ke atas. Gedung Sate yang cantik ini juga dilengkapi dengan taman sekitarnya yang terpelihara dengan baik, jangan heran jika taman sangat diminati oleh masyarakat kota Bandung dan wisatawan baik domestik maupun mancanegara Keindahan taman ini sering dijadikan lokasi kegiatan. yang mengekspresikan kekerabatan, lokasi shooting klip video artis musik lokal maupun seniman nasional, lokasi foto keluarga atau foto diri bahkan memotret pengantin / prewedding.
Lingkungan gedung sate yang dipenuhi rumput menjadi tempat yang dipilih kebanyakan orang untuk bersantai di akhir pekan, hanya duduk-duduk menikmati udara segar Bandung.Compare latihan ringan dengan Gedung Sate bangunan pusat pemerintahan (capitol building) di banyak negara tampaknya tidak berlebihan modal. Persamaan ini semua dibangun di tengah kompleks hijau dengan menara sentral yang megah. Terutama dalam hal lokasi bangunan dan lanskap, gedung sate relatif sama dengan Gedung Putih di Washington, DC, Amerika Serikat . Dapat dikatakan Gedung Sate adalah "Gedung Putih" kotanya Bandung.